Saturday, February 26, 2022

PTK PKn SD Kelas V

 BAB I

PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang Masalah

Pendidikan Kewarganegaraan ( PKn ) diberikan sejak SD sampai SLTA. Dengan PKn seseorang akan memiliki kemampuan untuk mengenal dan memahami karakter dan budaya bangsa serta menjadikan warga negara yang siap bersaing di dunia internasional tanpa meninggalkan  jati  diri  bangsa. Melalui PKn setiap warga negara dapat mawas diri dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini yang memberi dampak positif dan negatif. PKn juga bermanfaat untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. 

Pada kenyataannya,  PKn dianggap ilmu yang sukar dan sulit dipahami. PKn adalah pelajaran formal yang berupa sejarah masa lampau, perkembangan sosial budaya, perkembangan teknologi, tata cara hidup bersosial, serta peraturan kenegaraan. Begitu luasnya materi PKn menyebabkab anak sulit untuk diajak berfikir kritis dan kreatif dalam menyikapi masalah yang berbeda. Sementara anak usia sekolah dasar tahap berfikir mereka masih belum formal, karena mereka baru berada pada tahap Operasi Onal Konkret ( Peaget : 1920 ). Apa yang dianggap logis, jelas dan dapat dipelajari bagi orang dewasa, kadang – kadang merupakan hal yang tidak masuk akal dan membingungkan bagi siswa. Akibatnya banyak siswa yang tidak memahami konsep PKn. 

Berdasarkan temuan penulis, sebagian besar siswa kurang aktif dan berfikir kritis dalam materi Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). Apabila anak menghadapi masalah kontekstual baru yang berbeda dengan yang dicontohkan, anak belum mampu berfikir kritis dan menemukan solusi dengan benar sehingga banyak anak yang menjawab salah, dan dengan alasan soalnya sulit. Karena itu wajar setiap kali diadakan tes,  nilai pelajaran PKn selalu rendah dengan rata – rata kurang dari KKM.


Seperti yang dialami penulis sendiri, setiap ulangan PKn nilai rata – rata anak di bawah 75. Termasuk  pada materi Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ). Nilai rata – rata formatif  hanya 68.  Dari 23 siswa hanya 12 siswa 52 %  yang memperoleh nilai 75 ke atas. Sedangkan 10 siswa yang lain 43 %  mendapat nilai dibawah 75.

Menghadapi kenyataan tersebut di atas,  penulis tertarik untuk mendalami dan melakukan tindakan – tindakan perbaikan pembelajaran PKn, khususnya materi Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) melalui penelitian tindakan kelas. Perbaikan yang  penulis lakukan mengenai penerapan metode bermain peran pada materi pengambilan keputusan bersama. Harapan penulis adalah terjadinya pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan serta lebih bermakna dan adanya keberanian peserta didik yang tuntas untuk menyelesaikan masalah kontektual dengan benar serta untuk lebih menguasai pelajaran.

Hipotesis yang penulis lakukan adalah dalam bentuk laporan hasil yaitu berjudul “ Meningkatkan hasil belajar Pengambilan keputusan bersama melalui metode bermain peran dengan model pembelajaran cooperative  learning siswa kelas V SD Negeri CONTOH“.


1.        Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran, sebagai berikut.

a.         Siswa kurang memahami konsep pengambilan keputusan bersama.

b.         Siswa kurang aktif dalam berdiskusi

c.         Siswa kurang terampil dalam berkomunikasi dengan teman sebaya.

d.        Hasil belajar siswa rendah


2.        Analisis Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti berusaha mencari faktor penyebab masalah dengan melakukan refleksi, bertanya kepada siswa dan melakukan diskusi dengan teman sejawat. Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa belum memahami materi pengambilan keputusan bersama seperti berikut.

a.         Guru tidak menggunakan alat peraga.

b.        Bahwa semua siswa yang terlibat dalam pembelajaran saat melakukan diskusi hanya beberapa siswa yang aktif, sedangkan yang lain hanya mendengarkan.

c.         Kurangnya contoh dan latihan.

d.        Kurangnya bimbingan guru secara menyeluruh.


3.        Alternatif dan Pemecahan Masalah

Dari analisis masalah di atas, peneliti menemukan alternatif dan prioritas pemecahan masalah sebagai berikut.

a.         Guru perlu menerapkan metode pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b.        Guru perlu memberikan contoh nyata melalui Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan kelompok.

c.         Guru perlu memberikan latihan dan bimbingan secara menyeluruh pada pembelajaran PKn tentang pengambilan keputusan bersama.


B.       Rumusan Masalah

Setelah menemukan faktor penyebab siswa belum memahami materi pengambilan keputusan bersama pada pelajaran PKn, peneliti berusaha merumuskan permasalahan. Rumusan masalah tersebut seperti berikut.

1.        Bagaimanakah keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia?

2.        “ Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan hasil belajar PKn tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia di kelas V SD NEGRI CONTOH?”



Untuk selengkapnya silahkan download



Baca Selengkapnya...

PTK PKn SD Kelas V

Friday, February 25, 2022

PTK PUISI SD Kelas VI


BAB I

PENDAHULUAN


A.   LATAR BELAKANG MASALAH

Puisi merupakan salah satu wujud penyampaian gagasan dan pikiran seseorang yang dituangkan dalam bentuk suatu karya seni sastra. Untuk menghasilkan puisi yang baik perlu suatu latihan untuk mengasah kemampuan mereka untuk membentuk kalimat-kalimat yang memiliki keindahan yang dapat ditangkap oleh indra perasaan pembacanya.

Kemampuan itu tak akan bisa muncul bila seseorang tidak memiliki kemampuan membuat kalimat dengan baik. Membuat kalimat yang komunikatif, baik secara lisan maupun tulisan,  harus  sudah dikuasai oleh seseorang agar mampu menyampaikan gagasannya kepada orang lain. Gagasan-gagasan yang dimiliki dan ingin disampaikan kepada pihak lain harus mampu direspon dengan baik oleh orang lain.

Oleh karena itu sejak dini anak-anak diarahkan agar mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar untuk berkomunikasi dalam berbagai situasi yaitu mampu menyapa, mengajukan pertanyaan, menjawab, menyebutkan pendapat dan perasaan melalui bahasa (Thahir, 1993:2).

Dasar pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran keterampilan berbahasa yaitu keterampilan-keterampilan yang ditekankan pada keterampilan reseptif, dan keterampilan produktif. Pembelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar kelas I diawali dengan pembelajaran reseptif. Dengan demikian keterampilan produktif dapat ikut di tingkatkan. Empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa adalah:

     1. keterampilan menyimak (listenin skils)

     2. keterampilan berbicara (speaking skills)

     3. keterampilan membaca (reading skills)

4. keterampilan menulis (writting skills)

(Tarigan, dalam Muchlisoh, 1996:257).

Keempat keterampilan berbahasa diatas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi hanya dapat dibedakan. Keterampilan yang satu bergantung dengan keterampilan yang lain. Siswa diharapkan memiliki keterampilan berbahasa yang lengkap. Tidak dapat dikatakan siswa mampu berbahasa yang baik dan benar, bila mereka hanya terampil menyimak, berbicara dan membaca tetapi tidak terampil menulis. Jadi keterampilan menulis harus benar-benar diperhatikan karena terutama di Sekolah Dasar, karena dengan cara itu guru dapat menjadikan siswa memiliki kemauan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Berdasarkan pengalaman selama mengajar, kemampuan menulis siswa kelas VI di SDN CONTOH, relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya dukungan orang tua terhadap cara belajar peserta didik, latar belakang orang tua yang berpendidikan rendah, bahkan banyak yang tidak memperoleh pendidikan formal, kesalahan metode pengajaran yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran menulis  kepada para peserta didik 

Melalui media gambar diharapkan siswa kelas VI dapat membuat kalimat-kalimat apresiatif tentang gambar tersebut, sehingga akan lebih mudah bagi siswa untuk membuat suatu puisi.

Dengan membagikan gambar-gambar, baik berupa pemandangan maupun bentuk-bentuk lainnya, setiap siswa diharapkan untuk memiliki suatu imajinasi tentang gambar tersebut. Imajinasi tersebut dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Pada awalnya mereka akan membuat kalimat yang sederhana, seperti “pemandangan yang indah” manakala seorang siswa mengamati gambar pemandangan.

B....Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

      1. Tepatkah penggunaan media pembelajaran gambar dilakukan di kelas VI SDN CONTOH?

      2. Apakah kemampuan menulis puisi siswa kelas VI SDN CONTOH dapat ditingkatkan dengan menggunakan media pembelajaran gambar untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia?



C..Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  1. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan menggunakan media pembelajaran gambar dengan memperhatikan ada atau tidaknya peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas VI SDN CONTOH

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 

a.tingkat kemampuan menulis puisi pada siklus 1 siswa kelas VI SDN CONTOH dengan menggunakan media pembelajaran gambar.

b. tingkat kemampuan menulis puisi pada siklus 2 siswa kelas VI SDN CONTOH dengan menggunakan media pembelajaran gambar.

  1. Kegunaan Penelitian

Media pembelajaran gambar adalah suatu media pembelajaran sederhana yang mudah untuk digunakan di sekolah-sekolah terutama di sekolah dasar. 

Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional, dan metode SAS menjadi alternatif pembelajaran membaca bagi siswa kelas kecil untuk meningkatkan prestasi siswa. Memberi kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan dan materi, karakteristik siswa dan kondisi pembelajaran. Guru mempunyai kemampuan dalam merancang model pembelajaran aktif yang merupakan hal baru bagi guru dan menerapkannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dengan penelitian ini kemampuan guru mengaktifkan siswa dan memusatkan pembelajaran pada pengembangan potensi diri siswa. Sehingga, pembelajaran akan menjadi lebih menarik, bermakna, menyenangkan dan mempunyai daya tarik.


Untuk selengkapnya silahkan download beberapa file yg terlampir:



Baca Selengkapnya...

PTK PUISI SD Kelas VI

PTK IPA SD KELAS V

 PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA AKAN HASIL FOTOSINTESIS  MELALUI  PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR SEKOLAH PADA

SISWA KELAS V SD Negri

KABUPATEN NGANJUK

PELAJARAN 2009/2010


ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis pada siswa Kelas V SDN CONTOH   tahun 2009/2010.

Penelitian ini menggunakan pendekatan tindakan kelas. Populasi penelitian diambil semua siswa kelas V , Teknik pengumpulan data digunakan tes prestasi belajar buatan guru. Tindakan dilakukan sebanyak dua siklus. Teknik analisis data digunakan analisis persentase dari perubahan hasil evaluasi belajar sebelum dan setelah dilakukan layanan bimbingan belajar dengan tutor sebaya.

Hasil penelitian menunjukkan 1. nilai rata pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis siswa Kelas V pada sebelum siklus sebesar 64, pada siklus I sebesar 72 dan pada siklus II sebesar 77 sehingga terdapat kenaikan nilai rata – rata dari sebelum siklus  ke siklus I selanjutnya ke siklus II. 2. Prosentase ketuntasan belajar siswa pada pra siklus menunjukkan angka sebesar 61,91 % (13 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 21 siswa ), pada siklus I sebesar 80,95 % ( 17 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 21 siswa )dan pada siklus II sebesar 95,24 % ( 20 siswa tuntas dalam belajarnya dari seluruh peserta 21 siswa). Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut : Melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatan pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis pada siswa Kelas V SD negeri CONTOH  tahun pelajaran 2009/2010.

Kata Kunci : pemahaman siswa, fotsintesis, lingkungan sekitar sekolah

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPA yang berlangsung saat ini menurut pengamatan penulis terkesan belum maksimal.Hal ini dari beberapa indikator antara lain hasil tes semester yang kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal ), pengakuan siswa secara obyektif bahwa IPA termasuk dalam kategori sulit menurut mereka disamping Matematika dan IPS

Kenyataan di kelas dalam pelaksanaan proses belajar mengajar IPA ada saja tingkah laku anak yang kadang kala tidak sesuai dengan harapan guru, Seperti bergurau dengan teman saat di terangkan, tidak mengerjakan PR, tidak mau membuat catatan, tidak mau memperhatikan saat diterangkan dan lain sebagainya. 

Gejala tersebut sedikit banyak akan mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Perilaku yang ditunjukkan sebagian anak tersebut merupakan suatu tindakan yang negatif yang akan menghambat pencapaian prestasi belajar.

Melihat realita di atas maka guru harus dapat melaksanakan perbaikan sistem pembelajaran, selama ini pembelajaran IPA yang dilaksanakan tanpa menggunakan alat peraga kurang menarik perhatian siswa, sehingga menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. 

Dari berbagai sumber dijelaskan bahwa siswa Sekolah Dasar belajar secara holistik (menyeluruh).Konsep yang abstrak harus dikongkritkan dengan media yang tentunya menarik minat peserta didik mengikuti pelajaran sekaligus untuk mendalaminya.

Kita memahami bahwa media pembelajaran saat ini telah berkembang dengan pesat, namunkarena keterbatasan yang dimiliki SD Negeri CONTOH maka guru IPA yang ada di sekolah tersebut harus pandai-pandai memanfaatkan sarana yang ada di sekitar sekolah untuk membuat pembelajaran lebih menarik. Namun belum semua guru mampu memanfaatkan sarana ynag ada disekitar sekolah untuk proses belajar mengajara bahkan cenderung tidak pernah digunakan dalam pembelajaran di kelas.

Untuk mengetahui benar tidaknya media lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan pemahaman anak akan peristiwa fotosintesis maka perlu diadakan penelitian, yang selanjutnya penelitian ini diberikan judul Peningkatan pemahaman siswa akan hasil fotosintesis melalui pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah pada siswa kelas V SD N CONTOH  tahun pelajaran 2009/2010

Rumusan Masalah

Berpijak pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

  1. Apakah dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran tentang fotosintesis pada siswa Kelas V SD N CONTOH tahun 2009/2010?

  2. Apakah dengan pemanfaatan lingkungan sekitar sekolah dapat meningkatkan pemahaman siswa akan peristiwa fotosintesis pada siswa Kelas V SDN CONTOH tahun 2009/2010?


Baca Selengkapnya...

PTK IPA SD KELAS V

Tuesday, March 3, 2015

Makalah Konsep Hati Nurani Full Download

BAB I
PENDAHULAUAN

A.    Latar Belakang
Bagi masyarakat majemuk , diskusi tentang kemoralan secara pilosofati akan senatiasa aktual dan relevan. Modal kita sama , yakni kemampuan intelektual dan rasional. Kepentingtan  titik-titik dalam kemoralan bagi pengembangan hidup bersama  sesuai dengan martabat manusia. Secara umum disadari kiranya bahwa banyak orang yang  pengertiannya tentang moral belum disempurnakan sehingga menjadi pengertian orang dewasa, apalagi  pengertian orang pelajar . mengingat kenyataan ini, maka sangat diperlukan paparan tentang moral untuk memberikan pengertian yang replekstif. Karena manusia kita ketahui memiliki jati diri dari nenek monyang  yang menjadi sebuah tradisi  baik itu secala susila atapun sopan santun yang lainnya.

Manusia tanpa memiliki susila takkan memiliki Negara yang teratur, tidak mungkin ada demokrasi , tidak mungkin ada ekonomi sehat dan tidak mungkin ada budaya - budaya yang ada pada saat ini. Disini kami mencoba memaparkan bagai mana sebuah tujuan dari filsapat moral  yang menjadi acuan kita bertingkah laku. Secara garis besar filsafat moral adalah sebuah ilmu yang mempelajari fakta pengalaman bahwa  manusia bisa membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dari yang buruk, dan manusia memiliki rasa yang wajib.

Konsep Hati Nurani memberi perinsip umum seperti jangan berdusta, jangan mencuri, jangan membunuh dan lain-lain.  Tetapi hukum tidak mengatakan apakah perbuatan tertentu yang di kerjakan oleh peribadi tertrentu ini dia waktu sekarang dan disini ini adalah suatu perbuatan  berdusta, mencuri, membunuh. Hukum akan tidak ada gunanya jika semua orang tiadak mempunyai kemampuan untuk menerapkan hukum pada situasi konkrit di tempat orang tadi berada. Kemampuan ini, yakni menghubungkan hubungan hukum dan perbuatan individual, adalah apa yang disebut dengan hati nurani. Sekian jauh moralitas obyektiflah ke moralitas obyektif moralitas. Sebab, dengan menggunakan keduanya kita dapat mengerti, apakah suatu perbuatan tertentu itu perbuatan yang menurut hakikatnya baik ataupun buruk, ataukah independen.

Dengan konsep hati nurani bisa menentukan sesuatu itu baik ataupun buruk, untuk itu perlu kita kaji kembali dan memperdalam tentang hakikat dari hati nurani ini.

B.Rumusan Masalah
Dari berbagai latar belakang di atas maka kami menyimpulkan yang menjadi rumusan masalah yang kami maksud adalah sebagai berikut :
a.Apakah hati nurani itu ?
b.Bagaimana Konsep Hati Nurani ?
c.Bagimana keputusan hati nurani di buat ?
d.Haruskah kita mengikuti  hati nurani ?
e.Bolehkah kita bertindak dengan hati nurani bimbang ?
f. Bagaimana keraguan hati nurani dapat diselaisekan ?

Beberapa m permasalah diatas akan kita kupal lebih lanjud dibalam pembahasan makalah ini. Guna mengetahui makna dan peranan hati nurani kita.

BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP HATI NURANI


A. Pengertian Hati Nurani Manusia
Dalam sejarah kebangkitan orde baru, kite kenal dengan adanya teritura (tiga tuntutan hati nurani rakyat), yang berakar pada hati nurani manusia, orang Indonesia yang tertindas pada masa orde lama, lalu bangkit menyusul oleh ordeb baru. Kata hati nurani manusia (het geweten van den mens , the consciecen of mean ). Kita tahu bahwa arti hati nurani kemanusiaan ( manusia) dalam hubungan itu jauh lebih luas dari pada yang kita maksud dalam uraian ini. Hati nurani dalam tritura Indonesia adalah budi manusia sepanjang menemukan semua hal-hal atau kebenaran-kebenaran yang universal  yang dimanapun dan pada bangsa mana pun sama, karna hati nurani manusia bersarang pada kemanusiaan yang sama pada setiap orang dan bangsa di dunia.

Sepanjang budi manusia menemukan kebenaran yang universal, yang umum dan abadi sepanjang masa budi manusia berwujut satu terang, sinar. Dalam hubungan ini akan memakainya pada penyusunan tindakan kemanusiaan.

B. Hati Nurani
Hati nurani kadang-kadang disebut dengan suara tuhan. Tetapi istilah tersebut harus diterima secara metafosis, jangan sampai harafiah. Hal tersebut tidah berarti bahwa  kita dapat revelasi/wahyu khusus dari tuhan tentang setiap perbuatan yang akan kita perbuat. Tuhan berbicara kepada kita melalui kodrat tersebut. Manifestasi  adikodrati adalah diluar pilsapat moral. Hati nurani bukanlah merupakan kemampuan khusus, berbeda dari inteleks. Bila tidak demikian, berarti keputusan kita atas kebenaran dan kesalahan perbuatan-perbuatan individual kita akan nonrasional, nonintelektual sifatnya, produk sesuatu naluri yang buta. Jelas perbuatan semacam itu tidak dipunyai oleh makhluk yang ciri khasnya rasionalitas. Moral sence theory  karenanya tidak dapat diterima. Hati nurani adalah suatu fungsi yang intelek peraktis. Bukan soal benar atau salah dalam teorinya, yang dipersoalkan oleh hati nurani adalah seperti “mengapa berdusta salah ?”, mengapa keadilan harus dijalankan ?.

Konsep Hati nurani mempersoalkan pertanyaan-pertanyaan peraktis : apa yang perlu dikerjakan dalam situasi kongkrit ini ?, bila aku kerjakan perbuatan ini aku berpikir. Berdustakah aku ? Juga intelek peraktis yang sama itu yang kita pakai membuat keputusan apa 6yang harus dikerjakanatau apa yang haruis disingkiri dalam soal-soal hidup lainnya seperti : bagaimana perusahaan yang akan saya usahakan, bagimana menggunakan uangku, bagimana membangun rumahku, bagimana kesehatanku, dan lain sebagainya. Seperti juga keputusan-keputusan lainnya, konsep hati nurani dapat salah, dapat membuat keputusan moral yang palsu. Sebagimana orang bias membuat kesalahan-kesalahan dalam bidang hidup lainnya, demikian ia juga bisa salah dalam tingkah laku peribadinya. Tetapi dalam kesemuanya itu manusia hanya punya satu bimbingan, yaitu itu inteleknya. Hati nurani kita beri batasan : keputusan peraktis akal budi yang mengatakan suatu perubahan buruk maka harus dihindari.

Ada tiga hal yang di cangkup dalam hati nurani :

a. Intelek sebagi kemampuan yang membentuk keputusan-keputusan tentang perbuatan-perbuatan individual yang benar dan salah.
b. Proses pemikiran yang ditempuh intelek guna mencapai keputusan semacam  itu.
c. Keputusan sendiri yang merupakan kesimpulan proses pemikiran.
Hati nurani sebenarnya hanya mengatakan yang paling akhir itu, tetapi memuat hal lainya diatas. Maka hati nurani bisa kita artikan ketiga poin diatas.

C. Perbuatan Manusia Qua Talis
Dalam menganalisis sumber-sumber perbuatan insan telah kita temukan bahwa perbuatan manusia akan jadi perbuatan manusia qua talis jika dipengaruhi budi dan kehendak.

Dalam perinsip perbuatan manusia qua talis selalu ada pengaruh kerja budi. Sampai dimanakah kerja budi itu.hal itu telah kita temukan bawa perbuatan harus diketahui lebih dahulu sebagai perbuatan, harus ada pengertian dari perbuatan itu,perbuatan haruslah berada dibawah sinar budi manusia, dibawah budi nurani, hati nurani manusia. Dalam artian bahwa perbuatan manusia disinari, disoroti, diterangi oleh budi manusia sehingga jelas perbuatan manusia ituterjadi oleh manusia. Setelah perbuatan itu diterangi oleh budi manusia, tempaklah bagaimanakah wujud perbuatan itu, andai kata punya warna apakah perbuatan itu merah, hitam, putih atau hijau. Meskipun tidak mempunyai  warna tapi memang karena sinar budi manusia benar tampak jelas bentuknya..

Tiap kemanusiaan adalah satu, perbedaan kulit dan warna, perbedaan bentuk dan rupa tidak mempunyai akibat perbuatan kemanusiaan. Selama manusia disebut manusia, selama masih mempunyai alam  kodrat manusia, selama itu pula manusia  tetap mempunyai hati nurani insani. Oleh karena itu, hati nurani kemanusiaan adalah konsekuensi dari alam kodrat manusia, karena  hati nurani kemanusiaan adalah  sinar dari budi kemanusiaan dalam arti nicellect. Untuk itu, hati nurani adalah suatau keharusan mutlak dari kemanusiaan, suatu keharusan mutlak sebagai akibat dari alam kodrat budi yang bibawa oleh kodrat manusia.

D. Keputusan Hati Nurani
Proses pemikirannya untuk mencapai suatu keputusan hati nurani  adalah sama seperti yang dalam setiap pemikiran logis deduktif. Pemikiran deduktif menuntut adanya peremis minor atau penerapan prinsip pada suatu kasus tertentu, dan kesimpulan yang pasti muncul dari kedua peremis tersebut. Peremis mayor yang dipakai guna membentuk keputusan hati nurani adalah suatu prinsip moral umum, baik yang nyata sendiri kebenarannya  (tidak perlu penyelidikan lagi) ataupun kesimpulan dari pemikiran terdahulu yang ditarik dari prinsip-prinsip yang nyata sendiri kebenarannya.

Para sarjana abad pertengahan memakai istilahsinderesis untuk mengartikan kebiasaan memakai prinsip-prinsip  moral umum, kebiasaan mempunyai prinsip-prinsip semacam itu yang sudah terbentuk dalam pikiran dan kebiasaan memakai prinsip-prinsip tersebut sebagai dasar perbuatan seseorang. Prinsip sinderensis seperti  “kerjakan yang baik, hindari yang buruk” , “hormati hak orang lain ; dan lain-lain bagi pemikiran moral praktis sama halnya dengan prinsip-prinsip pembatalan, alasan yang mencukupi, kualitas, dan lain-lain bagi pemikiran teoritis.

Premis mayor mungkin suatu prinsip sinderensis, mungkin juga suatu kesimpulan yang berasal dari prinsip sinderesis tetapi dipegang oleh seorang sebagi patokan umum perbuatannya. Peremis minor memasukkan perbuatan khusus yang kini akan dikerjakan kedalam sorotan prinsip umum yang dinyatakan dalam premis mayor.

Kesimpulan secara logis muncul dari padanya adalah keputusan hati nurani sendiri. Contoh:
1. Semua perbuatan dusta tidak diperbolehkan.Hakikat perbuatan saya ini adalah dusta.Maka hakikat perbuatan saya ini adalah tidak diperbolehkan.
2. Kesalahan yang bias menyakiti orang lain harus dikoreksi.
Kesalahan yang baru saja aku perbuat adalah menyakiti orang lain.
Maka kesalahan yang baru saya perbuat harus saya koreksi.

Kesimpulan hati nurani sering kita buat demikian cepatnya sehingga kita tidak menyadari bentuk silogistiknya. Tetapi jika kita renungkan proses pemikirannya yang telah kita tempuh,kita dengan mudah bisa melihat bahwa pada hakikatnya berbentuk silogisme.

MACAM HATI NURANI

Hati nurani merupakan penuntun dalam perbuatan-perbuatan yang akan datang, mendorong kita untuk mengerjakannya atau menghindarinya, atau merupakan hakim atas perbuatan yang telah lalu, sumber pembenaran diri atau sumber rasa sesal kita. Yang pertama disebut antencedent conscience, yang terahir consequent  conscience . bila kita memeriksa hati nurani kita menbicarakan consequent  conscience . tetapi untuk kepentingan etika, antencedent conscience jauh lebih penting.inilah yang memerintah atau melarang  apabila melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan moral dan yang meyakinkan atau mengizinkan apabila terhadap pesoalan mana yang baik dan mana yang buruk.

Oleh karena itu keputusan hati nurani adalah keputusan intelek dan intelek bisa sesaat karena memakai premis-premis yang palsu atau memakai atau karena menarik keputusan yang tidak logis, maka hati nurani juga seksama atau keliru.

Hati nurani yang seksama adalah hati nurani yang memutuskan sebagai baik hal yang benar-benar baik, atau memutuskan hal yang benar-benar buruk. Disini ada terdapat persesuaian moralitas subjektif dan moralitas obyektif. Hati nurani yang keliru memutuskan hal yang buruk, atau seburuk hal yang sebenarnya baik. Semua kekeliruan mencapai ketidak tahuan karena seseorang tidak bisa membuat keputusan palsu dalam pikirannya, kecuali jika dia tidak tahu dengan kebenarannya.  Kekeliruan yang terdapat dalam ketidak tahuan itu bisa di atasi dan bisa juga tidak diatasi, hati nurani juga mengandung kepastian  yang memutuskan sesuatu tanpa rasa takut bahwa hal yang berlawanan bisa benar. Hati nurani yang penuh keraguan, atau sama sekali dengan was-was bahwa yang bertentangan mungkin juga benar,  bila tidak mebuat keputusan, intelek dalam keadaan terapung-apung karena tidak melihat motif-motif atau karena melihat motif yang sama dalam kedua belah pihak.

Apabila intelek memutuskan dengan rasa khuatir padahal yang bertentangan, ia memang memberi persetujuan pada satu pihak tetapi keputusannya merupakan suatu opini yang petrobel. Oleh karena itu hati nurani  yang penuh keraguan semacam ini kadang-kadang disebut hati nurani dalam keragu-raguan (probable consince). Tingkat probalitasnya berbeda-beda,  berkisar dari adanya dugaan sedikit saja sampai ke ambang kepastian.

Sesudah kita meliahat hati nurani dan bentuk-bentuknya , sekarang haruslah kita perbincangkan keharusan kita mengikuti hati nurani. Terhadap dua aturan pokok yang harus kita buktikan, dan masing-masing memuat peroblema yang gawat :
a. Selalu patuhilah hati nurani yang pasti.
b. Jangan pernah berbuat dengan hati nurani yang penuh keraguan.

A. Jumlah Hati Nurani Manusia

Kalau kita bertanya lagi berapa hati nurani manusia yang telah kita temukan. Kita akan cenderung mengatakan bahwa telah terdapat empat atau dua macam hati nurani : sebelum atau sesudah perbuatan. Sebetulnya tidaklah demikian. Hati nurani manusia adalah satu. Conscience yang satu itu mempunyai segi lebih dari satu sebelum dan sesudahnya tindakan, dan ini masih di bedakan mengenai perbuatan baik dan jahat.

Mengapa di katakana hanya satu saja ? Karna hanya satu budi sajalah yang ada pada manusia. Dan satu budi  itu yang menyinari perbuatan manusia di pandang dari nilai kesusilaan.

Satu segi masih dapat di majukan dalam mengulas persoalan gewet atau hati nurani, hal itu adalah praktis dari bisikan hati tersebut, praktis karena bisikan hati itu langsung berhubungann dengan perbuatan yang sudah akan di laksanakan.

B. Mematuhi Suatu Hati Nurani
Hati nurani pasti dan hati nurani seksama adalah antara subjektif dan obyektif artinya, subjektif keadaan orang yang memutuskan suatu kepastian yakni kekuatan kuatnya peperangan dalam hati hingga berani membuat keputusan yang benar-benar pasti, dan menuntaskan segala macam keraguan yang ada pada dirinya yang mengalahkan pandangan-pandangan yang obyektif.

Obyektif menunjukkan keadaan yang seksama yang keputusan seseorang  dalam hatinya  menunjuk keadaan yng sebenarnya. Ada dua kemungkinan yang dihadapi disini yaitu :
a. Hati nurani yang pasti dan seksama.
b. Hati nurani tapi keliru.

HATI NURANI YANG PASTI DAN SEKSAMA
Mengetahui hati nurani pasti dan saksama tidaklah sulit , keharusan kata kita jelas. hati nurani pasti dan saksama adalah sekedar hukum kodrat yang diumumkan pada individu dan diterapkan pada perbuatannya  sendiri  tetapi hukum moral harus dipatuhi, maka hati nurani pasti dan saksama harus dipatuhi

Tingkat kepastian apakah yang dituntut ? cukup bahwa  hati nurani secara bijaksana pasti {prudentially certain}. Ini bukan suatu kepastian relative, didalamnya tersisihkan segala rasa takut yang beralasan, rasa takut yang bijaksana bahwa hal yang bertentangan mungkin benar, tetapi tidaklah menghancurkan  rasa takut bayangan yang semata didasarkan atas kemungkinan-kemungkinan, alas an-alasan yang ada cukup kuat untuk memuaskan seseorang yang normal bijaksana dalam  satu hal yang penting sehingga orang tersebut merasa aman pasti dalam prakteknya meskipun ada terdapat kesempatan teoritis bahwa ia berbuat salah. Tindakan tindakan pencegahan yang semestinya telah dikerjakan , tetapi ia tidak bisa menjamin bahwa hal yang aneh mungkin terjadi, dalam soal moral, kepastian matematis yang tegas {kepastian metafisik }, lawannya berarti kontradiksi } atau juga kepastian ilmu-ilmu {physical certitude, kepastian, pisik, lawannya adalah mukzizat} , janganlah diharapkan. Bila ada soal perbuatan, soal sesuatau yang harus dikerjakan sekarang, tetapi sering mencakup konsekuensi-konsekuensi  yang sementara darinya yang bergantung kepadam kehendak-kehendak orang-orang lain, kemungkinan yang mutlak akan adanya kekeliruan, tidak bisa seluruhnya disingkirkan/dicegah. Tetapi hal itu bisa dikurangi sehingga orang yang normal, orang yang tidak tergganggu penyakit neurosis, tidak akan terhalang untuk berbuat karena rasa takut. Maka seorang yang bijaksana sudah menyelidiki persoalanya dapat berkata bahwa ia pasti bahwa jahat ini salah, bahwa orang ini jujur. Kepastian yang beralasan ( prudential certitude) berhubung menyingkirkan segala bentuk rasa takut yang balasan untuk membawa kekeliruan, adalah lebih dibandingkan dengan suatu kemungkinan besar yang tidak bersih dari rasa takut yang beralasan.

HATI NURANI TAPI KELIRU
Apa yang akan terjadi bila seseorang berhati keliru ?  kekeliruanya dapat diatasi dengan cara mengoreksi diri. Semua orang tahu bahwa ia melekukan kekeliruan dalam perbuatannya,yaitu dengan cara mengoreksi diri bahwa sadar dengan apa yang dilakukannya itu benar atau salah. Tapi hati nurani yang keliru dapat diatasi tidak dapat menjadi hati nurani yang pasti. Hal tersebut dapat dilihat dengan bertanya bagaimana suatu hati nurani dapat menjadi keliru dan dapat diatasi ? seorang dapat mempunyai opini yang perobabel, yakni pendapat yang sekedar bermutu “barangkali” yang ia lalui membuktikan meskipun ia dapat berbuat demikian. Atau juga ia pernah berbuat keputusan dengan pasti tetapi keliru, dan kini ia mulai meragukan apakah perbuatannya itu keliru atau tidak. Selama ia tidak menyadari kekeliruanya, hati nurabninya keliru tidak bisa diatasi. Kekeliruannya menjadi dapat diatasi hanya ia subjektif, tidak lagi pasti dan mulai meragukan, jadi hati nurani yang keliru dapat diatasi adalah nama bagi hati nurani yang penuh keraguan sejak permulaan, atau, jika tidak, hati nurani yang sekali waktu secara subjektif pasti tetap keliru, dan kini hanya menjadi hati nurani yang hanya penuh dengan keraguan. Hal tersebut akan kita selesaikan dalam saat kita membicarakan hati nurani yang penuh keraguan.

Alasan pokok kesimpulan diatas adalah bahwa kehendak tergantung dengan intelek yang menyodorkan sesuatu yang tidak baik dari kehendak. Perbutan menghendaki baik sejauh mengarah kepada kebaikan yang disodorkan oleh intelek, buruk bila mengarah kepada hal yang menurut intelek adalah buruk. Kekeliruan yang tidak dapat diatasi dalam intelek tidaklah mengubah kebaikan atau keburukan perbuatan yang menghendaki ,  yang pada pokoknya merupakan intelek moralitas. Apabila seseorang dengan kuat yakin bahwa perbuatannya adalah benar, ia menaati hukum moral sejauh ia dapat menaatinya. Manakala ia yakin dengan tangguh bahwa perbuatannya salah, maka ia tidak mematuhi hukum moral yang dimaksud, meskipun bisa jadi perbuatan secara obyektif tidak salah.

A. Bertindak Dengan Hati Nurani Penuh Keraguan
Orang yang berbuat dengan hati nurani yang pasti tapi keliru tidak dapat diatasi, ia menghindari keburukan moral sejauh mingkin. Bukanlah salahnya bahwa keputusannya salah, dan ia tidak dapat mempunyai alasan untuk percaya ia salah. Tetapi hal tersebut  tidak bisa kita katakan pada orang yang hati nuraninya penuh keraguan. Ia punya alasan untuk percaya bahwa perbuatan yang akan dilakukannya  bisa juga salah, tetapi ibagaimanapun juga ia melaksanakan perbuatan tersebut.  Benar  ia tidak pasti  bahwa ia memperkosa hukum, tetapi ia tidak mau memakai sarana guna menghindari kemungkinan memperkosa hukum ini. Jadi ia melakukan perbuatan memperkosa atau tidak memperkosa hukum.  Sikap meremehkan hukum semacam itu menunjukan adanya maksud jahat.  Sebab ia menghendaki perbuatan tersebut, tanpa perduli perbuatan itu benar atau salah.  Bila perbuatan tersebut ternyata obyektif  benar, hal itu hanya kebetulan. Maka tidak pernah diperkenankan utuk bertindak dengan hati nurani dengan penuh keraguan.

Lalu, apakah yang dikerjakan oleh orang yang hati nuraninya penuh keraguan ? Keharusannya, pertama, ialah ia mencoba untuk menghapus keraguannya. Ia harus merenungkan masalahnya untuk melihat, mengapa ia tidak dapat mencapai kesimpulan yang pasti. Ia harus menyelidiki dan mencari nasihat, juga mencarinya pada para ahli bila masalahnya cukup penting. Ia harus menelaah fakta-fakta yang terdapat dalam masalah yang dihadapi dan, bila mungkin, memastikannya. Ia harus memakai segala sarana dan jalan yang normal dipakai oleh orang bijaksana, seimbang dengan pentingnya masalah. Sebelum membuat suatu langkah yang penting, orang ahli merasa keringat bersusuah payah mengadakan penyelidikan atas suatu hal , memastikan data-datanya, mencari nasehat kaum ahli lainnya disamping memikirkan sendiri dengan sangat teliti. Hukum kodrat menuntut kesungguhan yang sama dalam masala-masalah moral.

Bagai mana kalu keraguan tidak bisa biselesaikan ?
Bisa terjadi bahwa inpormasi yang diperlukan tidak dapat karena faktanya tidak dicatat atau direkam, atau catatannya, hilang, atau hukumnya samar-samar, atau juga para ahli berdeda, atau masalahnya tidak dapat di tunda lagi guna lebih dahulu mangadakan riset, penyelidikan. Bila tidak pernah diperbolehkan bertindak dengan hati nurani penuh keraguan, apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang bila dalam keraguan ? Mungkin nampaknya jawabannya mudah : tidak berbuat apa-apa. Tapi sering sikap ini tidak menolong karena kelalaian bisa bersifat sukarela dan keraguan bisa jadi justru mempersoalkan masalah : apakah boleh tidak kita berbuat dalam masalah ini ?.

Jawaban atas kesulitan tersebut, bahwa setiap hati nurani yang penuh keraguan dapat dalam peraktek sesungguhnya di ubah menjadi hati nurani yang pasti, bahwa seseorang tidak perlu terus berada dalam keragu-raguan tentang apa yang harus ia kerjakan.  Bila metode penyelidikan langsung sebagai yang telah kita paparkan diatas itu telah dipakai dan ternyata tidak memebawa hasil

(hal itu terus selalu lebih dahulu dipakai), maka kita mnggunakan metode yang tidak langsung dalam membentuk hati nurani kita, yakni dengan memakai perinsip-perinsip refleks.

Membentuk Hati Nurani
Dalam kaitan ini perlu di ingat apa yang kita katakan tentang ketidak tahuan yang tidak dapat diatasi. Kemungkinan bisa menjadi dua hal :

a. Seseorang tidak tahu dalam bahasanya ia berada dalam ketidaktahuan,
    atau
b. Tahu tetapai tidak dapat inpormasi yang dibutuhkannya.
Yang pertama adalah contoh ketidak tahuan atau kekeliruan yang tidak dapat diatasi, dan bukan contoh karaguan. Hati seseorang yang subjektip pasti, dan ia harus mengikuti hati nuraninya yang pasti, apakah itu korek- seksama atau keliru tidak dapat diatasi, sebagai mana telah di katakan di muka.

Yang kedua adalah suatu bentuk keraguan karena disini seorang sadar tetang ketidak tahuannya, dan akibatnya ragu-ragu terhadap apa yang seharusnya ia kerjakan. Hal yang penting kita perhatikan ialah bahwa keraguannya bersipat rangkap :

1) Apakah kebenaran yang sebenarnya dari masalah yang ada ?
2) Apa yang wajib dikerjakan seseorang dalam situasi seoperti ini ?
Yang pertama ialah :
Keragauan yang teoritis atau sepekulatif. Dan ini adalah Yang pertama ialah : Keragauan yang teoritis atau sepekulatif. Dan ini adalah pertanyaan yang dapat  dijawab karena metode langsung yang telah dipakai, tetapi gagal memberi hasil.

Yang kedua ialah :
Keraguan peraktis atau operatif. Dan hanya inilah yang bisa diselasaikan.

Meskipum banyak keraguan yang teoritis tidak dapat diatasi, tapi tiap keraguan teoritis dapat diatasi, seorang bisa menjadi pasti tentang apa yang harus ia kerjakan, bagaimana ia diharapkan untuk bertindak, perbuatan apakah yang ia tuntut daripadanya meskipun tetap berada dalam setatus tidak bisa menghapus keraguan teoritis. Jadi, meskipun kebenaran atau kesalahan perbuatan tidak terselesaikan dalam abstraknya, orang ini menjadi pasti tentang apa yang wajib atau diperbolehkan untuk melakukannya dalam keadaan kongkrit. Maka ia berbuat dengan hati nurani yang pasti. Dengan kata lain, ia menentukan macam-macam perbuatan yang pasti diperoleh bagi seorang yang dalam keadaan ragu-ragu. Peroses menyelesaikan keraguan peraktis tanpa menyentuh kraguan teoritis adalah apa yang disebut membentuk hati nurani.

B. Perinsip-Perinsip Refleks.
Peroses pembentukan hati nurani terwujud dengan memakai perinsip-perinsip refleks, yakni perinsip yang dipakai oleh pemikiran dalam merenungi keadaan keragu-raguan dan ketidak tahuan yang sekarang dialami. Dua perinsip yang diterapkan disini :

1) Jalan yang lebih aman harus dipilih
2) Suatu hukum yang meragukan tidak mengikat.
Perinsip yang pertama boleh dipakai, tetapi perinsp yang kedua terbatas.
Jalan lebih aman. Selalu diperkenankan memilih jalan yang moral lebih aman, yakni yang lebih memegang hukum moral. Jika orang tidak wajib tetapi ragu-ragu boleh atau tidak berbuat , jalan yang lebih aman adalah mengelapakan perbuatan tersebut. Jadi, bila ragu-ragu  boleh atau tidak berbuat, jalan yang lebih aman adalah mengelepakan perbuatan tersebut. Jadi, bila ragu-ragu apakah uang ini menurut keadilan punya saya, saya dapat menolak begitu saja.

Kadang –kadang kita wajib mencari jalan yang lebih aman. Kita harus berbuat demikian bila ada suatau tujuan yang harus dicapai dengan penuh tenaga kita, dan keraguan kita hanya sekedar efisiensi jalan atau sarana yang harus dipakai untuk maksud ini.disini keharusan yang tidak diragukan guna mencapai mencangkup keharusan memakai dengan pasti jalan atau sarana yang efisien. Seorang dokter tidak bisa mneggunakan obat yang meragukan untuk pasiennya apabila ia mempunyai obat yang kebih pasti. Seorang pembela tidak boleh memilih mempertahankan terdakwa dengan argumentasi-argumentasi yang lemah bila ia mempunyai argumentasi-argumentasi yang lebih kuat, seorang pemburu tidak boleh menembak kearah semak-semak bila ia ragu-ragu, apakah binatang yang bergerak tadi adalah manusia atau binatang. Seorang pedagang tidak boleh membayar utangnya yang ada dengan mata uang yang mungkin palsu atau menjual barang-barang yang mungkin sudah hancur sebagai barang yang baik sekali.

C. Kesimpulan Hati Nurani
Dalam kejadian-kejadian diatas keharusan seseorang sudahlah pasti, dan ia harus memakai sarana yang tentunya akan memenuhi. Tetapi terdapat kejadian-kejadian lain yang keharusnya sendiri masih merupakan masalah yang meragukan. Disini sangat berlainanlah yang kita hadapi. Jalan yang lebih aman, meski selalu boleh,sering mahal dan tidak menyenangkan. Terdorong oleh keinginan untuk mengerjakan hal yang lebih baik, sering kita mengikutinya saja tanpa komentar. Tetapi kita wajib mengikutinya dalam segala kejadian keraguan, sukarnya hidup tidak akan terderita lagi. Kesukaran-kesukaran semacam itu harus dihindari dengan memakai perinsip-perinsip refleks yang kedua.

Hukum yang meragukan :
Hukum yang meragukan tidak mengikat, hanya dapat diterapkan bila saya ragu-ragu apakah saya ikut atau tidak ikut oleh keharusan, bila keraguan hati nurani berkisar pada sesuai tidaknya perbuatan yang harus dikerjakan dengan hukum. Dibalik perinsip ini ialah permakluman adalah hakikat hukum, dan suatu hukum tidaklah tidak dipermaklumkan karena tidak cukup dengan diberi tahukan kepada si pribadi yang mau berbuat sekarang dan ditempat ini.

Hukum memberi beban keharusan, yang biasanya memayahkan, dan siapa yang hendak membebankan keharusan atau membatasi kemerdekaan orang lain, haruslah membuktikan, haknya untuk berbuat demikian. Orang dianggap bebas sampai pasti bahwa ia dikekang. maka hukum atau kekekangan yang ada tetapi meragukan, kekuatan kehilangan mengikatnya. Hendaknya hati-hati dalam kejadian –kejadian ini dari kejadian-kejadian perinsip lainnya. Tidak boleh menggelindingkan batu besar dari suatu bukit dengan harapan semata menjatuhi orang yang lewat di bawah.

BAB III
P E N U T U P
A . Kesimpulan

Sebagai kesimpulan terakhir dapat dikemukakan Konsep hati Nurani dalam hubungan susila budi manusia sepanjang memberikan pengertian dengan baik dan jeleknya perbuatan yang akan dan sudah dilaksanakan, pengertian memberikan limpahan rasa perasaan kepada manusia setelah perbuatan terjadi.

Kita bergeser dari moralitas obyektif kearah subjektif. Manusia individu menetapkan norma moralitas dan hukum kodrad pada perbuatannya sendiri dengan menggunakan hati nurani (geweten, concience)

Konsep Hati nurani bukanlah konsep kemampuan yang husus, melainkan suatu fungsi dari akal budi peraktis memutuskan perbuatan konkrit dari seseorang sebagai mempunyai artimoral baik atau buruk. Penyimpulan yang digunakan oleh akal budi adalah suatu silogisme deduktif, perinsip mayor adalah suatu perinsip moral yang diterima, perinsip minor adalah penerapan perinsip pada kejadian yang sekarang yang sedang dihadapi, kesimpulan adalah hati nurani. Hati nurani yang mendahului adalah suatu bimbingan ke perbuatan-perbuatan yang akan datang , konsep hati nurani yang mengikuti adalah yang memutuskan mengenai perbuatan yang sudah terjadi. Hati nurani yang seksama menentukan yang baik adalah baik, yang buruk adalah yang buruk, hati nurani yang sesat memutuskan yang baik sebagi yang salah dan yang buruk sebagi yang baik. Hati nurani pasti memutuskan dan mementukan tanpa ada rasa takut akan terjadinya hal sebaliknya, hati nurani yang ragu-ragu  tidak membuat keputusan dengan rasa takut akan terjadi hal sebaliknya.

Hati nurani keras atau kendor sejauh cenderung melebih-lebihkan atau mangurangi kewajiban. Selalu taatilah hati nurani yang pasti. Hati nurani yang pasti dan  koreksi adalah penerapan yang jelas dan semestinya dari hukum moral. Kepastian yang bijaksana,  penyisuihan tentang bentuk ketakutan yang bijaksana tantang hal yang sebaliknya, adalah hal yang dapat diharapkan dalam soal-soal moral. Seseorang yang dalam keraguan atau kebingungan dengan apa yang dia perbuat haruslah menggunakan penyelidikan terlebih dahulu sebelum berbuat seuatu hal yang berat untuk diputuskan sendiri. Apabila cara ini tidak membawa hasil, metode tidak langsung dalam hal ini bisa menjadi pilihan untuk membentuk hati nurani seseorang.

Keraguan-raguan dapat dikupas dengan salah satu dari perinsip repleks :
Jalan yang lebih aman yang harus dipilih. Suatu hukum yang meragukan tidak mengikat.

B. Saran
Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain, sebagi manusia yang di tuntun oleh hati nurani yang sebagai sinar budi penerang bagi perbuatannya, haruslah pandai dalam melakukan sebuah perbuatan yang dia tentukan. Untuk itu pandai-pandailah untuk memilah perbuatan yang mana dikatakan perbuatan baik dan buruk. Karena pada dasarnya kita sebagi manusia sudah kodratnya menjadi makhluk sosial dan individu yang harus menciptakan perbuatan moralitas bagi dirinya peribadi dan masyarakat luas.

DAFTAR PUSTAKA
Salam Burhanudin, M.M. Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral, Rineka Cipta, Jakarta.
Baca Selengkapnya...

Makalah Konsep Hati Nurani Full Download

Friday, February 27, 2015

Makalah Pemecahan Masalah Secara Kreatif


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut plato, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa ; logos = ilmu pengetahuan). Pada pokoknya, psikologi itu menyibukkan diri dengan masalah kegiatan psikis, seperti berpikir, belajar, menanggapi, mencinta, membenci dan lain-lain. Macam-macam kegiatan psikis pada umumnya dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: 1) pengenalan atau kognisi, 2) perasaan atau emosi, 3) kemauan atau konasi, 4) gejala campuran.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa problem itu timbul apabila ada perbedaan atau konflik antara keadaan satu dengan keadaan yang lain dalam rangka mencapai tujuan.

1.2 TUJUAN
Tujuan kami membuat makalah ini untuk mengetahui :
1. Pengertian berfikir dan pemecahan masalahsecara kreatif
2. Macam – macam Kegiatan Berfikir
3. Langkah – langkah proses Berfikir
4. Strategi dalam Pemecahan Masalah
5. Beberapa straregi dalam Pemecahan Masalah yang sering di gunakan
6. Proses Pemecahan Masalah
7. Penyebab kesuliatan dalam memecahan persoalan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
  • Berfikir adalah proses tingkah laku menggunakan pikiran untuk mencari makna an pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan atau penyelesaian masalah.
  • Masalah adalah suatu kondisi yang memilioki potensi untuk menimbulkan kerugian atau menghasilkan keuntungan yang luar biasa.
  • Pemecahan masalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang.

2.2 MACAM – MACAM KEGIATAN BERFIKIR
1. Berfikir asosiatif
Berpikir Kreatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir asosiatif :
Asosiatif bebas
Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang makan dapat merangsang timbulnya ide tentang restoran, dapur, nasi atau anak yang belum sempat diberi makanan atau hal lainnya

Asosiatif terkontrol
Satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu. Misalnya, ide tentang membeli mobil, akan merangsang ide-ide lain tentang harganya, pajaknya, pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya, tetapi tidak merangsang ide tentang hal-hal lain di luar itu seperti peraturan lalu lintas, polisi lalu lintas, mertua sering meminjam barang-barang, piutang yang belum ditagih, dan sebagainya.

Melamun
Menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis.

Mimpi
Ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur. Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu terbangun, tetapi kadang-kadang masih dapat diingat.

Berfikir artistik
Proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para seniman dalam mencipta karya-karya seninya.

2. Berfikir terarah
Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumya. Dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan. Dua macam berpikir terarah, yaitu :

Berfikir analitis
Berpikir Analitis yaitu Berpikir Konvergen (cenderung menyempit dan menuju jawaban yang tunggal.

Berfikr kreatif
Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem baru, menemukan bentuk artistik baru dan sebagainya untuk memperoleh lebih dari satu jawaban.

Dalam berpkir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan buku adalah simbol uang mewakili benda yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan tertulis huruf-huruf.
Di samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara laibn angka-angka dan simbol matematika, simbol simbol yang dipergunakan dalam peraturan lalu lintas, not musik, mata uang, dan sebagainya.

2.3 LANGKAH – LANGKAH PROSES BERFIKIR
Proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu :
1. Pembentukan Pengertian atau lebih tepatnya disebut pengertian logis di bentuk melalui tiga tingkatan, sebagai berikut :
a. Menganalisis ciri-ciri dari sejumalah obyek yang sejenis. Obyek tersebut kita perhatikan unsur - unsurnya satu demi satu. Misalnya maupun membentuk pengertian manusia. Kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita analisa ciri-ciri misalnya :

Manusia Indonesia, ciri - cirinya :
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit sawo mateng
* Berambut hitam
* Dan sebagainya

Manusia Eropa, ciri - cirinya :
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit Putih
* Berambut pirang atau putih
* Bermata biru terbuka
* Dan sebagainya

Manusia Negro, ciri - cirinya:
* Mahluk hidup
* Berbudi
* Berkulit htam
* Berambut hitam kriting
* Bermata hitam melotot
* Dan sebagainya

Manusia Cina, ciri - cirinya:
* Mahluk Hidup
* Berbudi
* Berkulit kuning
* Berambut hitam lurus
* Bermata hitam sipit
* Dan sebagainya

b. Membanding - bandingkan ciri tersebut untuk diketemukan ciri - ciri mana yang sama, mana yang tidak sama, mana yang selalu ada dan mana yang tidak selalu ada mana yang hakiki dan mana yang tidak hakiki.
c. Mengabstraksikan, yaitu menyisihkan, membuang, ciri-ciri yang tidak hakiki, menangkap ciri-ciri yang hakiki. Pada contoh di atas ciri - ciri yang hakiki itu ialah : Makhluk hidup yang berbudi.

2.Pembentukan Pendapat
Membentuk pendapat adalah meletakkan hubungan antara dua buah pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalam bahasa disebut kalimat, yang terdiri dari pokok kalimat atau subyek dan sebutan atau predikat.
Selanjutnya pendapat dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu : a. Pendapat positif, yaitu pendapat yang menyatakan keadaan sesuatu, Misalnya Sitotok itu pandai, Si Ani Rajin dan sebagainya.b. Pendapat Negatif, Yaitu Pendapat yang menidakkan, yang secara tegas menerangkan tentang tidak adanya seuatu sifat pada sesuatu hal : Misalnya Sitotok itu Bodoh Si Ani Malas dan sebagainya.c. Pendapat Modalitas atau kebarangkalian, Yaitu Pendapat yang menerangkan kebarangkalian, kemungkinan - kemungkinan sesuatu sifat pada sesuatu hal ; misalnya hari ini mungkin hujan, Si Ali Mungkin tidak Datang. Dan sebagainya.

3. Penarikan Kesimpulan atau Pembentukan Keputusan
Keputusan adalah hasil perbuatan akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat yang telah ada. Ada 3 macam keputusan, Yaitu :

a. Keputusan induktif
yaitu keputusan yang diambil dari pendapat - pendapat khusus menuju ke satu pendapat umum. Misalnya :
Tembaga di panaskan akan memuai
Perak di panaskan akan memuai
Besi di panaskan akan memuai
Kuningan di panaskan akan memuai Jadi (kesimpulan). Bahwa semua logam kalau dipanaskan akan memuai (Umum)

b. Keputusan Deduktif
Keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus , Jadi berlawanan dengan keputusan induktif. Misalnya : Semua logam kalau dipanaskan memuai (umum), tembaga adalah logam. Jadi (kesimpulan) : tembaga kalau dipanaskan memuai Contoh lain : Semua manusia terkena nasib mati, Si Karto adalah manusia Jadi pada suatu hari si Karto akan mati.

c. Keputusan Analogis
Keputusan Analogis adalah Keputusan yang diperoleh dengan jalan membandingkan atau menyesuaikan dengan pendapat-pendapat khusus yang telah ada. Misalnya : Totok anak pandai, naik kelas (Khusus). Jadi (kesimpulan) Si Nunung anak yang pandai itu, tentu naik kelas.

2.4 STRATEGI DALAM PEMECAHAN MASALAH
Strategi Menyeluruh
Di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dipecahkan untuk keseluruhan itu.

Strategi Detailistis
Di sini persoalan di bagi-bagi dalam bagian-bagian dan dipecahkan bagian demi bagian.

2.5 BEBERAPA STRATEGI PEMECAHAN MASALAH YANG SERING DIGUNAKAN
1. Trial and Error
Salah satu kemungkinan strategi pemecahan masalah adalah trial and error sederhana. Akan tetapi strategi ini biasanya akan menghabiskan waktu lama sampai kemudian muncul pemecahan masalahnya. Dengan cara ini banyak masalah dapat pula justru tidak terpecahkan secara sempurna.

Untuk memecahkan masalah-masalah yang sulit, perlu untuk memiliki beberapa strategi selain trial and error. Strategi yang ada seharusnya dijadikan pijakan pada pengkategorian dan penggambaran yang akurat dari suatu masalah. Tetapi hal ini juga harus melalui perhitungan batas ingatan jangka pendek. Kita harus dapat menyelamatkan informasi dan pekerjaan kita tanpa harus dibatasi oleh ruang kerja yang terlalu sumpek dengan ingatan jangka pendek. Dengan cara ini kita akan dapat menggunakan strategi lain selain trial and error.

2. Informational Retrieval
Dalam beberapa kasus, pemecahan terhadap suatu masalah dapat menjadi sederhana seperti mengingat kembali informasi (Informational Retrieval) dari ingatan jangka panjang. Informational Retrieval adalah suatu pilihan penting ketika suatu pemecahan masalah harus ditemukan dengan cepat. Sebagai contoh seorang pilot dapat mengingat dengan cepat yang dibutuhkan untuk menerbangkan maupun mendaratkan pesawat. Ketika seorang pilot membutuhkan informasi, maka ia tidak punya cukup waktu untuk duduk dan menghitung jawaban benar karena waktu adalah hal yang esensial. Oleh karena itu ia gunakan ingatan jangka panjang untuk suatu jawaban segera. Cara ygn digunakan inilah merupakan suatu informational retrieval.

3. Algoritma
Makin kompleks suatu masalah tentu membutuhkan metode yang makin kompleks pula. Dalam beberapa kasus kita dapat menggunakan algoritma. Algoritma adalah metode pemecahan masalah yang menjamin suatu pemecahan masalah jika tersedia kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkannya. Sebagai contohnya adalah algoritma untuk memecahkan anagram, yaitu suatu kelompok huruf-huruf yang dapat diatur kembali menjadi suatu bentuk suatu kata. Katakanlah kita diberi huruf a, l, dan t. Lalu kita coba alt, atl, lta, tla, tal, dan akhirnya kita temukan lat (terlambat) sehingga masalahnya terpecahkan. Contoh lain adalah untuk memindahkan suhu Fahrenheit ke Celcius maka kita dapat menggunakan rumus = 5/9 x (F-32). Formula ini sebagaimana halnya formula yang lain merupakan suatu algoritma.

4. Heuristic
Banyak masalah yang dapat kita temukan sehari-hari yang tidak dapat begitu saja dapat dipecahkan dengan algoritma. Pada bagian ini kita akan belajar menggunakan strategi lain yang disebut dengan heuristic. Heuristic adalah suatu hukum yang terutama membantu kita untuk menyederhanakan masalah. Metode ini meski tidak menjamin suatu pemecahan masalah, tetapi akan mencoba atau berusaha untuk mencapainya. Suatu metode heuristic mungkin hanya dapat bekerja dengan baik untuk situasi tertentu, sementara metode yang lain mungkin hanya digunakan untuk tujuan-tujuan khusus. Akan tetapi metode heuristic secara umum dapat digunakan untuk masalah-masalah manusia yang lebih luas.

2.6 PROSES PEMECAHAN MASALAH
1. Penafsiran Masalah : Disebut juga dengan mendefinisikan masalah dengan cara berpikir kreatif.
2. Strategi Pemecahan Masalah : Membuat seleksi terhadap strategi pemecahan masalah yang terbaik.

2.7 PENYEBAB KESULITAN DALAM MEMECAHKAN PERSOALAN
1. Pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan pada persoalan-persoalan yang berikutnya. Padahal belum tentu persoalan berikut itu dapat dipecahkan dengan cara yang sama. Dalam hal ini akan timbul kesulitan-kesulitan terutama kalau orang yang bersangkutan tidak mau mengubah dirinya.
2. Sempitnya pandangan sering dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya melihat satu kemungkinan jalan keluar. Meskipun ternyata kemungkinan yang satu ini tidak benar, orang tersebut akan mencobanya terus, karena ia tidak melihat jalan keluar yang lain. Tentu saja ia akan mengalami kegagalan. Kesulitan seperti ini disebabkan oleh sempitnya pandangan orang tersebut. Sehingga tidak dapat melihat adanya beberapa kemungkinan jalan keluar.

BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan kami diatas, dapat kami simpulkan bahwa berfikir adalah proses tingkah laku menggunakan pikiran untuk mencari makna an pemahaman terhadap sesuatu, membuat pertimbangan dan keputusan atau penyelesaian masalah.

Pemecahan masalah adalah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk menekan akibat buruknya atau memanfaatkan peluang. Macam – macam berfikir tebagi menjadi dua yaitu berfikr asosiatif dan berfikir terarah. Langkah – langkah proses berfikir yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan. Ada dua strategi dalam pemecahan masalah yaitu strategi menyeluruh dan strategi detailistis. Selain itu ada beberapa strategi pemecahan masalah yang sering digunakan yaitu Trial and error, Informational Retrieval,Algoritma, dan Heuristic. Proses pemecahan masalah jaga terbagi menjadi 2 yaitu penafsiran masalah dan strategi pemecahan masalah.

Baca Selengkapnya...

Makalah Pemecahan Masalah Secara Kreatif

Thursday, February 26, 2015

Makalah Kepribadian Perawat Download

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Salah satu profesi yang berperan penting dalam penyelenggaraan menjaga mutu pelayanan kesehatan adalah keperawatan. Pelayanan keperawatan adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni merawat (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan, filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi, dan ilmu sosial.

Oleh karena itu penting sekali dikembangkan berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan diberbagai aspek. Salah satu aspek yang coba dikaji disini adalah perilaku perawat terhadap pasien. Perawat sebagai ujung tombak pelayanan di rumah sakit tentunya mempunyai kualitas kepribadian berbeda-beda yang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Perbedaan kualitas kepribadian perawat akan mempengaruhi cara perawat dalam berinteraksi memberikan pelayanan, dimana akan berdampak pada tingkat kepuasan pasien.

Kepribadian perawat sebagai pelanggan internal (pelaku pelayanan) mempunyai pengaruh terhadap pola perilakunya terutama dalam memberikan pelayanan kepada pasien agar memuaskan. Karena perawat senantiasa dua puluh empat jam bersama pasien maka sikap dan perilaku perawat berpengaruh terhadap kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan.

1.2. Tujuan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Menjelaskan bagaimana kepribadian Perawat yang seharusnya.
2. Menjelaskan definisi atau pengertian dari perilaku.
3. Menjelaskan perilaku perawat terhadap pasien.

BAB II
PEMBAHASAN
Selengkapnya Makalah Kepribadian Perawat Download silahkan download.
Baca Selengkapnya...

Makalah Kepribadian Perawat Download

Tuesday, February 24, 2015

Makalah KONSEP TUMBUH KEMBANG

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup mengalami penambahan tinggi, penambahan besar diameter. Begitu juga manusia juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Bayi yang baru lahir tentu berbeda dengan orang dewasa. Seiring waktu pertumbuhannya, bukan hanya ukuran tubuh saja yang menjadi lebih besar namun hal-hal lain juga menjadi semakin matang. Tidak seperti pada makhluk hidup lainnya, pada manusia perkembangan bukan hanya menyangkut masalah kemampuan berkembang biak, namun juga banyak aspek lainnya. Misalnya kemampuan berfikir dan kemampuan emosional. Pada makalah ini kami menjelaskan bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada manusia.

B. Tujuan
Setelah membaca dan mempelajari isi makalah ini, maka pembaca mampu :
Ø Menjelaskan definisi pertumbuhan dan perkembangan
Ø Menjelaskan ciri-ciri tumbuh kembang
Ø Menyebutkan dan menjelaskan prinsip-prinsip tumbuh kembang
Ø Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
Ø Menyebutkan dan menjelaskan tahap-tahap tumbuh kembang manusia

C. Metode
Kami membuat makalah ini dengan menggunakan metode study pustaka. Maksud dari study pustaka adalah mengumpulkan data – data atau bahan dari internet dan buku – buku pedoman lainnya

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah proses bertambahnya jumlah atau ukuran sel dan tidak dapat kembali ke bentuk semula (irrevesibel) dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka, grafik, dsb. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju ketingkat kedewasaan atau pematangan, tidak dapat diukur tetapi hanya dapat dinikmati .

B. Ciri-ciri tumbuh kembang
Tumbuh kembang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Perubahan dalam aspek fisik dan psikis
2. Lenyapnya tanda-tanda yang lama
3. Perubahan dalam proporsi
4. Diperoleh tanda-tanda baru

C.Prinsip-prinsip tumbuh kembang
Proses yang teratur, berurutan, rapi dan kontinyu --- maturasi, lingkungan dan faktor genetik Pola yang sama, konsisten dan kronologis, dapat diprediksi Variasi waktu muncul (onset), lama, dan efek dari tiap tahapan tukembangan
Ø Mempunyai ciri khas
Ø Never ending process seumur hidup dan meliputi seluruh aspek
Ø Cephalocaudal
Ø Proximodistal
Ø Differensiasi

Hal yang unik, setiap individu cenderung mencapai potensi maksimum perkembangannya Tugas perkembangan
Ø Perkembangan suatu aspek dapat dipercepat atau diperlambat
Ø Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek lainnya
Ø Perkembangan terjadi dalam tempo yang berlainan
 selengkapnya silahkan downlaod Makalah KONSEP TUMBUH KEMBANG
Baca Selengkapnya...

Makalah KONSEP TUMBUH KEMBANG